Sumbawa Besar,matajitunews.com
-Secara bersama-sama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Sumbawa meningkatkan kolaborasinya guna penurunan stunting di Kabupaten Sumbawa. Dan
asilnya, angka stunting di Kabupaten Sumbawa pada tahun ini turun sebanyak satu persen.
Junaidi, S.Si. M.Si Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Junaidi, Jumat 08-09-2023 mengatakan, program penuntasan stunting ini bukan hanya murni persoalan kesehatan. Guna mengentaskan persoalan ini, dilakukan melalui pendekatan sensitif dan pendekatan spesifik.
“Untuk pendekatan spesifik, lebih kepada persoalan kesehatan. Sementara pendekatan sensitif berkaitan dengan faktor pendukungnya. Seperti persoalan air bersih, infrastruktur dan jaminan kesehatan,” katanya.
Lebih lanjut Junaidi menyebutkan, Pemda sendiri sudah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) yang diketuai langsung oleh Wakil Bupati Sumbawa.
Dijelaskan bahwa berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) tahun 2022, angka stunting di Kabupaten Sumbawa sebesar 8,11 persen. Jumlah ini sudah jauh dibawah target penurunan stunting nasional, yakni 14 persen.
“Namun, angka ini kembali diturunkan. Berdasarkan data EPPGBM, hingga Juli 2023, data stunting di Kabupaten Sumbawa berhasil diturunkan menjadi 7,34 persen,”sebutnya.
Junaidi kqtakan, guna menyukseskan penurunan stunting,melalui kolaborasi lintas sektoral diperkuat. Dalam hal ini, ada 13 OPD lingkup Pemkab Sumbawa yang turun tangan mengatasi persoalan stunting.
Dikatakan Masing-masing OPD bergerak sesuai bidangnya masing-masung.
Seperticontohkan, Dinas Kesehatan bergerak pada bidang penguatan gizi masyarakat, Dinas PUPR bergerak memperbaiki infrastruktur penunjang yang ada. Selain itu juga pihaknya bersama OPD terkait membentuk delapan langkah konvergensi.
“Ia menjelaskan, untuk menuntaskan stunting, pihaknya melakukan penyelesaian persoalan mulai dari hulu. Salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas gizi remaja putri. Dengan pemberian tablet penambah darah guna mencegah anemia.
“Karena suatu saat remaja putri ini akan menjadi seorang ibu. Ini untuk menghindari agar ibu hamil tidak mengalami kekurangan energi kronis (KEK) dan mengalami anemia. Karena ini berpotensi melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Hal ini berpotensi menyebabkan stunting,” imbuhnya.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menghindari merokok di kawasan tertentu. Sebab, asap rokok juga menjadi salah satu penentu terjadinya stunting.
Karenanya, kolaborasi dengan OPD terkait terus digalakkan. Guna menekan faktor penyebab terjadinya stunting.(MJ¹)